Belajar
adalah sebuah kerja keras, dan tentu saja seorang anak yang belajar akan
menjadi jemu, dan segala hal harus kita lakukan untuk mengurangi kerja keras
itu ke tingkat minimum yang diperlukan. Namun kita juga harus meyakini bahwa
‘belajar adalah kerja perkembangan diri’, bukan hanya merupakan kerja manual
yang hanya bisa diartikan sebagai bekerja dan kerja keras. Dengan kata lain,
belajar mensyaratkan proses adaptasi yang besar-besaran lewat ‘usaha, rasa
bosan, dan bahkan penderitaan’.
Sebuah sekolah menengah yang komprehensif, yang
dijalani oleh banyak pelajar, ‘memiliki kecenderungan mengendur tingkat
disiplin belajarnya dan kecenderungan munculnya tuntutan untuk “memberikan
kelonggaran-kelonggaran”’. Banyak orang yang bahkan beranggapan bahwa
ketidakmudahan-ketidakmudahan dalam disiplin belajar itu adalah sesuatu yang
tidak perlu ada karena mereka terbiasa menganggap hanya kerja manual saja yang
harus dijalani sebagai bekerja dan kerja keras.
Ambil contoh kasus anak dari sebuah
keluarga intelektual. Sang anak tidak terlalu mendapati kesulitan untuk
beradaptasi dengan proses bersekolah sama halnya dengan ‘anak seorang buruh
perkotaan yang masuk ke pabrik jika dibandingkan dengan anak petani atau dengan
seorang petani muda yang terbiasa dengan kehidupan pedesaan’. Tampak jelas apa
yang menjadi fokus pemikiran Gramsci. Dia secara terus-menerus mengulang bahwa
problem-problem pendidikan itu kompleks. Dia memang terkesan masih meraba-raba
dan belum menemukan solusi ideal bagi problem sekolah dalam masyarakat komunis,
sekolah di masa depan di Negara Buruh.
Problem-problemnya kompleks dan
kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi begitu besar ‘jika seseorang ingin
menciptakan sebuah strata intelektual yang baru, yang akan mencakup mereka yang
paling terampil dari kelompok sosial yang secara tradisional belum
mengembangkan perilaku-perilaku yang tepat’.
Lettere dal Carcere pun
menjadi sebuah dokumen luar biasa untuk menghimpun ide-ide Gramsci mengenai
pengajaran dari sudut situasi-situasi aktual karena dia, paling tidak via
surat-suratnya, terlibat langsung dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian
anak-anaknya dan keponakan-keponakannya. Kerja pengembangan diri seorang
pendidik adalah kerja yang tak mudah. Hanya orang yang bisa memahami anak-anak
secara akrab dan bisa mendampingi mereka sepanjang gerak perkembangan mereka
dan bisa memahami jalan mendidik yang mungkin terbaik, sepanjang dia tidak
terbutakan oleh perasaan-perasaannya sendiri, tenggelam ke dalam perenungan yang
semata-mata bersifat estetis mengenai anak karena hal ini secara implisit
berarti mendegradasikan fungsi dari sebuah kerja seni’.
Sebuah kekeliruan yang
harus dihindari (dan yang merupakan kekeliruan yang umum dilakukan) ialah
percaya bahwa ‘dalam diri anak telah ada secara potensial manusia dewasa
seutuhnya. Sehingga karena itu, yang perlu ialah membantunya mengembangkan apa
yang telah ada secara laten tanpa paksaan, dan membiarkan kekuatan-kekuatan
alam atau apapun yang bersifat spontan membentuknya’. Padahal, pembentukan
manusia dewasa itu merupakan sesuatu yang bersifat historis, tumbuh dari
paksaaan (yang tentu saja tidak boleh diartikan semata-mata sebagai kekerasan
dari orang lain). Jika orang menolak pandangan kritis tersebut, ‘orang akan
jatuh ke dalam paham transendentalisme atau imanentisime’.
Jika konsepsi
pendidikan sebagai aktivitas ‘membantu tumbuhnya potensi laten yang telah ada’
ditolak dan kita tak lagi percaya akan kecenderungan-kecenderungan yang
bersifat imanen yang bisa muncul sejak dini, maka anak harus diarahkan secara
tepat ke arah pembelajaran yang seimbang, ke arah ‘sebuah adaptasi harmonis
dari seluruh fakultas intelektual dan praktis yang akan berkesempatan untuk
menjadi terspesialisasi seiring waktu di atas dasar kepribadian yang kokoh yang
terbentuk secara integral dan menyeluruh’.
Sangat sulit untuk menentukan apa
yang baik dan apa yang buruk dalam bidang ini: ‘dalam realitas, saya hampir tak
tahu apa-apa mengenai anak-anak, mengenai gerak perkembangan intelektual
mereka, mengenai kehidupan kongkret mereka.’
No comments:
Write comments