Friday, 11 August 2017

PENDIDIKAN, SEKOLAH, DAN MEDIA MASSA: KELUARGA DAN KAUM WANITA DALAM MASYARAKAT (BAGIAN 4)

 

Belajar adalah sebuah kerja keras, dan tentu saja seorang anak yang belajar akan menjadi jemu, dan segala hal harus kita lakukan untuk mengurangi kerja keras itu ke tingkat minimum yang diperlukan. Namun kita juga harus meyakini bahwa ‘belajar adalah kerja perkembangan diri’, bukan hanya merupakan kerja manual yang hanya bisa diartikan sebagai bekerja dan kerja keras. Dengan kata lain, belajar mensyaratkan proses adaptasi yang besar-besaran lewat ‘usaha, rasa bosan, dan bahkan penderitaan’.

Sebuah sekolah menengah yang komprehensif, yang dijalani oleh banyak pelajar, ‘memiliki kecenderungan mengendur tingkat disiplin belajarnya dan kecenderungan munculnya tuntutan untuk “memberikan kelonggaran-kelonggaran”’. Banyak orang yang bahkan beranggapan bahwa ketidakmudahan-ketidakmudahan dalam disiplin belajar itu adalah sesuatu yang tidak perlu ada karena mereka terbiasa menganggap hanya kerja manual saja yang harus dijalani sebagai bekerja dan kerja keras.

Ambil contoh kasus anak dari sebuah keluarga intelektual. Sang anak tidak terlalu mendapati kesulitan untuk beradaptasi dengan proses bersekolah sama halnya dengan ‘anak seorang buruh perkotaan yang masuk ke pabrik jika dibandingkan dengan anak petani atau dengan seorang petani muda yang terbiasa dengan kehidupan pedesaan’. Tampak jelas apa yang menjadi fokus pemikiran Gramsci. Dia secara terus-menerus mengulang bahwa problem-problem pendidikan itu kompleks. Dia memang terkesan masih meraba-raba dan belum menemukan solusi ideal bagi problem sekolah dalam masyarakat komunis, sekolah di masa depan di Negara Buruh.

Problem-problemnya kompleks dan kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi begitu besar ‘jika seseorang ingin menciptakan sebuah strata intelektual yang baru, yang akan mencakup mereka yang paling terampil dari kelompok sosial yang secara tradisional belum mengembangkan perilaku-perilaku yang tepat’.


 Lettere dal Carcere pun menjadi sebuah dokumen luar biasa untuk menghimpun ide-ide Gramsci mengenai pengajaran dari sudut situasi-situasi aktual karena dia, paling tidak via surat-suratnya, terlibat langsung dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian anak-anaknya dan keponakan-keponakannya. Kerja pengembangan diri seorang pendidik adalah kerja yang tak mudah. Hanya orang yang bisa memahami anak-anak secara akrab dan bisa mendampingi mereka sepanjang gerak perkembangan mereka dan bisa memahami jalan mendidik yang mungkin terbaik, sepanjang dia tidak terbutakan oleh perasaan-perasaannya sendiri, tenggelam ke dalam perenungan yang semata-mata bersifat estetis mengenai anak karena hal ini secara implisit berarti mendegradasikan fungsi dari sebuah kerja seni’.

Sebuah kekeliruan yang harus dihindari (dan yang merupakan kekeliruan yang umum dilakukan) ialah percaya bahwa ‘dalam diri anak telah ada secara potensial manusia dewasa seutuhnya. Sehingga karena itu, yang perlu ialah membantunya mengembangkan apa yang telah ada secara laten tanpa paksaan, dan membiarkan kekuatan-kekuatan alam atau apapun yang bersifat spontan membentuknya’. Padahal, pembentukan manusia dewasa itu merupakan sesuatu yang bersifat historis, tumbuh dari paksaaan (yang tentu saja tidak boleh diartikan semata-mata sebagai kekerasan dari orang lain). Jika orang menolak pandangan kritis tersebut, ‘orang akan jatuh ke dalam paham transendentalisme atau imanentisime’.

Jika konsepsi pendidikan sebagai aktivitas ‘membantu tumbuhnya potensi laten yang telah ada’ ditolak dan kita tak lagi percaya akan kecenderungan-kecenderungan yang bersifat imanen yang bisa muncul sejak dini, maka anak harus diarahkan secara tepat ke arah pembelajaran yang seimbang, ke arah ‘sebuah adaptasi harmonis dari seluruh fakultas intelektual dan praktis yang akan berkesempatan untuk menjadi terspesialisasi seiring waktu di atas dasar kepribadian yang kokoh yang terbentuk secara integral dan menyeluruh’.

Sangat sulit untuk menentukan apa yang baik dan apa yang buruk dalam bidang ini: ‘dalam realitas, saya hampir tak tahu apa-apa mengenai anak-anak, mengenai gerak perkembangan intelektual mereka, mengenai kehidupan kongkret mereka.’

No comments:
Write comments